Kamis, 22 April 2010

SIAPAKAH LETKOL UNTUNG ITU ? SEJAUH MANA KETERLIBATANYA DALAM GERAKAN G 30S

Tahun 1960-an dunia diwarnai dengan ketegangan antarnegara. Di era “ Perang Dingin” itu konflik utama dunia terjadi antara paham kapitalis pimpinan AS melawan paham komunis milik RRT dan Uni Soviet. AS bersiap-siap mengirim ratusan ribu pasukan untuk menghabisi komunis Korea Utara.
Sementara itu, perkembangan politik di Indonesia semakin membuat Amerika bereaksi. Partai nkomunis tumbuh menjadi salah satu partai besar dan banyak pendukungnya. Komunis yang basis pendukungnya terletak pada masyarakat kelas bawah, dianggap menawarkan program yang lebih nyata dibandingkan program yang ditawarkan oleh partai lainnya. Saat itulah kebencian AS terhadap Indonesia memuncak, yang dibuktikan dengan tindakan nyata berupa penghentian bantuan
Teriakan Soekarno segera menggema di seluruh Indonesia. Sebagai seorang pemimpin Negara yang relative baru saja melepaskan diri dari penjajahan Belanda dan Jepang, Presiden Soekarno lah menerapkan kebijakan berani : berdiri pada kaki sendiri atau disingkat berdikari
Keberanian Soekarno itu sayangnya harus terhambat oleh adanya perpecahan dan naiknya suhu politik dalam negeri. Munculah tiga kubu yang dominant untuk terciptanya sebuah permusuhan. Kubu pertama adalah unsur kekuatan Presiden RI, yakni Presiden RI sebagai kepala Negara, kepala pemerintahan, sekaligus juga sebagai pemimpin besar revolusi, yakni Ir. Soekarno . Kubu kedua terdiri dari unsur kekuatan TNI AD, yang didalamnya terpecah lagi menjadai dua kubu, yakni kubu Ahmad Yai dan kubu Nasution. Soeharto awalnya termasuk Nasution, walaupun akhirnya mendirikan kubu sendiri. Kubu ketiga adalah unsur PKI berkekuatan tiga juta anggota. PKI didukung oleh sekitar 17 juta anggota organisasi-organisasi onderbouw seperti BTI, SOBSI dan Gerwani. Dengan jumlah itu PKI didukung merupakan partai komunis terbesar ketiga di dinia setelah partai komunis di RRT dan Uni Soviet
Perpecahan ini memuncak ketika secara mengejutkan muncul satu kubu lagi. Tidak pasti dan tidak ada kejelasan kelompok ini mendukung kubu yang mana. Namun yang jelas, apa yang dilakukan kubu baru ini mengubah segalanya. Dialah kubu perwira menengah yang menamakan dirinya Dewan Revolusi. Siapa yang membentuk juga tidak jelas. Kelompok ini dipimpin Letkol. Untung sebagai ketuanya. Letkol. Untung sepertinya menggunakan teori “mengail di air keruh”, bergerak ditengah-tengah perseteruan yang ada.

Bagaimana Sosok Letkol Untung itu ?
Sosok Letkol. Untung itu dikenal cukup kontroversial. Nama Untung selalu erat dengan konotasi kekejaman serta penculikan, dengan seragam Cakrabirawanya mengadakan rapat-rapat penting. Paling tidak begitulah G30S/PKI versi layar kaca di masa orde baru. Seiring dengan jatuhnya pemerintahan Orde Baru, orang semakin kritis dan mulai berani bertanya, benarkah Letkol. Untung melakukan gerakan penculikan di bawah arahan PKI?
Apa yang dilakukan Letkol. Untung masih merupakan mistri tersendiri. Jangankan gerakannya, nama Untung saja sudah cukup mengundang kesimpangsiuran. Nama belakangnya masih menyimpan misteri. Untung Sutopo kah ? Atau Untung Syamsuri? Sebuah surat kabar yang terbit tahun 1969 memberitakan persidangan Untung di Mahmilub (Mahkamah militer luar biasa). Dalam persidangan itu, disebutkan namanya adalah Untung Sutopo. Di lain kesempatan, Untung sering juga disebut sebagai Untung Syamsuri. Ada dugaan Syamsuri merupakan nama ayahnya. Jika dugaan ini benar maka nama sebenarnya menjadi Untung Sutopo bin Syamsuri.
Bagaimanapun juga Letkol. Untung, tokoh kunci gerakan Sqeptember 1965 adalah satu lulusan terbaik Akmil (Akademi Militer). Sosoknya pendiam dan kharismatik. Pada masa pendidikan ia bersaing dengan Benny Moerdhani, perwira muda yang juga sangat menonjol dalam lingkup RPKAD (Resimen Pukan komando Angkatan Darat). Keduanya semakin dikenal publik ketika sama-sama bertugas dalam oprasional perebuatan Irian Barat.
Di sisi lain, Untung juga dikenal sebagai salah satu anak buah Soeharto yang saat itu dipercaya menjadi Panglima Mandala. Agak bertolak belakang dengan karakter kejam yng melekat pada dirinya, Untung dikenal sebagai orang yang taat dan rajin melakukanberibadah. Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalion 545/ Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalion ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/ Kujang dan Yonif Linud 38/ Kujang II. Dmi dalam peristiwa G30S ini. Banteng Raiders berhadapan dengan pasukan elite RPKAD dibawah komando Sarwo Edhie Wibowo.
Setelah G30S meletus dan dinyakatan gagal dalam oprasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secra tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes.Jawa Tengah. Ketika tyertangkap, Ia tidak mengaku Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan pimpinan oprasional G30S. Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM (Corps Polisi Militer) Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung
Setelah melalui sidang Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa) yang sangat cepat dan tanpa publikasi yang luas, Letkol. Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1969, empat tahun setelah G30S mengobarkan pemberontakannya. Hukuman mati itu diyakini banyak pihak tanpa prosedur yang jelas dan terkesan ditutup-tutupi serta banyak terjadi kejanggalan atau cacat hukum. Persidangan tokoh kunci seperti Letkol. Untung seharusnya menjadi berita besar dan disorot media d alam mapun luar negeri. Namun pada kenyataannya proses persidangannya tidaklah pernah terpublikasi secara luas hingga saat ini.
Peristiwa G30S mau tidak mau mengundang berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah benarkah PKI yang memerintahkan penculikan para jenderal ? Sebagai sebuah partai, PKI berkembang dengan pesat, terutama pada ttahun 1951-1964. Jumlah anggotanya meningkat 12.000 menjadi 3 juta terdaftar. PKI juga mengorganisir dan membimbing berbagai macam organisasi front spesialis, dalam sektor- sektor tradisional seperti petani, pemuda, wanita hingga buruh. Keanggotanya mencapai 12 juta orang. Apa yang dilakukan letkol. Untung hingga selalu dikaitkan dengan PKI? Lalu kenapa masanya yang berjumlah lebih dari sepuluh juta itu tidak membantunya
Yang pasti , keberanian Letkol. Untung untuk melakukan kudeta berdarah itu akan selalu menjadi kenangan walau tidak pernah ada yang tahu siapa sebenarnya dalang utama Gerakan 30 September.


Kedekatan Letkol. Untung dengan Soekarnodan Soeharto
Bagi Soeharto, Letkol. Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi dulunya Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponogoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh Soeharto beserta Ny. Tien Soeharto. Pernikahan itu berlangsung di Kebumen beberapa bulan sebelum gerakan itu meletus. Kedatangan seorang komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun mengingat jarak yang cukup jauh antara Kebumen dengan Jakarta apalagi di tahun 1965 transportasi belum semudah sekarang. Muncul dugaan adanya motif lain yang mungkin sja didorong oleh kedekatan hubungan antara Soeharto dengan Untung. Bahkan muncul pula rumor yang mengatakan bahwa pernikahan itu terselenggara atas bantuan Soeharto dan keluarganya.
Dalam suatu kesempatan, Kolonel Latief berkata, “ Untung itu kesayangan Pak Harto. Kedekatan hubungan ini tampak pula saat Soeharto melarang Letkol. Untung menerima tawaran Soekarno untuk menjadi pengawal khusus presiden. Soeharto masih membutuhkan Untung menjadi bawahannya di KOSTRAD.
Kembali, suatu mistri yang tak terpecahkan hingga sekarang. Seperti apakah hubungan Soeharto dengan Untnung? Dan bagaimana kaitannya dengan peristiwa September 1965? Akibat yang paling fatal adalah pertanyaan yang paling mendasar, siapakah dalang dalang dan otak sesungguhnya dari GErakan 30 September itu?
Ketidakjelasan nasib para tokoh PKI dan juga para pelaku G30S, ikut menambah rumit konspirasi yang terjadi. Berapakah tokoh inti sudahlah jelas dan terang nasibnya dengan mengalami eksekusi secara resmi maupun tidak resmi di depan regu tembak seperti Brigjen Supardjo, Sudisman yang anggota Politbiro PKI dan Dipa Nusantara Aidit yang menjadi ketua PKI. Dalam hal ini Aidit mati ditembak Kolonel Jasir Hadibrotos, yang mengaku bahwa ia telah membunuh ketua PKI Aidit ketika ditangkap melarikan diri, lalu Jasir menembaknya. Skenario standar yang mudah ditembak. Dengan demikian Aidit tidak bisa membela diri di depan siding pengadilan, dan karenanya pula penguasa dengan leluaSa dapat menyiarkan pengakuan Aidit yang palsu. Kolonel Jasir Hadibroto ini justru di hadiahi Soeharto dengan kedudukan sebagai Gubernur lampung. Dalam hal ini tentu saja Soeharto sendirilah yang bertanggung jawab. Karena pembunuhan itu hanya terjadi sesudah Jasir Hadibroto menerima perintah dari Soeharto
Sementara itu Nyoto tidak diketahui sampai sekarang rimbanya. Tanggal 11 Maret 1966 sepulangnya dari siding cabinet- Nyoto adalah sekelompok slah satu menEtri di Kabinet Soekarno. Ia di culik oleh sekelompok orang yang tidak diketahui identitasnya dalam perjalannya pulang menuju rumahnya di jalan Tirtayasa. Ada beberapa tahanan politik yang pernah mlihatnya di Rutan Salemba tapi setalah itu tidak melihat lagi karma kemudian terhembus kabar bahwa Nyoto sudah dieksekusi di salah satu Kepulauan Seribu di teluk Jakarta. Hal ini menjadi suatu fenomena menarik adalah perlakuan ekstra judicial bagi para elite politik PKI. Jika ditelaah dan diperhatiokan, mereka tidak pernah diadili secara hokum dan menjalani tahap persidangan. Misteri demi mistri tidak terungkap hingga kini.
Dipihak lain, Letkol. Untung sangat dekat dengan Soekarno. Untung juga merpakan orang kepercayaan Soekarno. Hal ini bisa dilihat dari ungkapan Presiden Soekarno seusai menyamatkan Bintang Sakti kepada Mayor Infantri Benny Moerdani dan Letnan Kolonel Untung Sutopo, sebagai penghargaan atas keberanian mereka yang luar biasa dalam merebut kembali Irian Barat.. Bung Karno berucap, “ Bunga Mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbak itu tersebar disekelilingnya. “ Meskipun tidak secara langsung, kata-kata pujian Soekarno itu disampaikan untuk Benny dan Untung. Mereka memang pantas atas pujian itu karena keduanya adalah tokoh pemberani dan perwira muda angkatan darat saat itu tahun 1963. Keduanya dianggap berjasa besar terhadap bangsa dan Negara ketika berhasil merebut kembali Irian Barat.
Letkol Untung adalah Komandan Batalion 454 / Banteng Raiders, sebuah batalion yang berbasis di Srondol, Semarang. Setelah peristiwa G30S, kode angkanya diubah menjadi 401, Sebagai upaya menghapus jejak kelam dalam peristiwa tersebut. Setelah menunjukan prestasi cemerlang di Irian Barat, Untung dan Benny dipanggil oleh presiden Soekarno, untuk diminta sebagai pengawal Soekarno, dalam resimen cakrabirawa yang baru akan dibentuk. Namun Benny, dengan keberanian luar biasa, sanggup menolak permintaan Soekarno. Sebaliknya, Untung menerima tawaran tersebut hingga ia menjadi Komandan Batalion I/Men. Cakra. Dari sanalah Letkol. Untung menjadi salah satu orang kepercayaan Soekarno. Sebagai tokoh senior di Cakrabirawa, Letkol. Untung mengetahui banyak tentang Soekarno yang merupakan sosok pimpinan tertinggi Negara yang wajib dilindunginya
Jalan hidup mereka kemudian berpisah di situ, Karier Militer Benny Moerdhani bertahan hingga masa Orde Baru. Di era pemerintahan Soeharto, Benny Moerdani menjadi salah satu jenderal yang menduduki jabatan penting. Hanya saja tradisi ketidakpuasan dikalngan AD terjadi lagi antara perwira tinggi dan perwira menengah. Isu keinginan Benny untuk menjadi presiden sampai juga di telinga Soeharto. Pada tahun 1989. Benny pun diberhentikan dari jabatan Pangab.
Sementara itu, Untung rekan seperjuangan Benny tidaklah seberuntung namanya. Karier militernya terkubur bersama jasadnya di depan regu tembak di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1969. Ironisnya, dia tidak mampu membela diri dan tidak ada yang membelanya.
Apabila kita lihat gambaran singkat diatas. Letkol. Untung adalah seorang pejuang yang loyal terhadap kepemimpinan Soekarno. Muncul dugaan bahwa kesetiaannya kepada Soekarnolah yang membuatnya melakukan Gerakan 30 September. Kenapa demikian? Letkol Untung telah jelas-jelas menunjukan ketidaksukaannya terhadap Dewan Jendral yang dianggapnya sebagai kumpulan tokoh yang ingin mengambil-alih kekuasaan Soekarno. Dewan Jenderal menurut versi Letkol. Untung adalah sekelompok pejabat tinggi yang hidup enak di atas kesengsaraan rakyat miskin kala itu. Dewan Jenderal juga merupakan orang-orang yang berhubungan dengan AS. Dengan alasan itulah dia mengumpulkan beberapa perwira menengah untuk menghadapkan Dewan Jendral kepada Presiden
Namun rencana tinggal rencana. Campur tangan pihak ketiga menjadikan penjemputan itu sebagai srana untuk melakukan pembantaian dan pembunuhan. Tidak pernah ada yang tahu siapa dalang sesungguhnya., namun Letkol. Untung-lah yang nyata-nyata menjadi pemimpinnya
Beberapa sumber juga menyebutkan kalau kudeta berdarah yang dilakukan oleh Letkol. Untung adalah atas dasar kecemburuan sosial, dikarenakan para perwira tinggi AD yang diculik dan akhirnya dibunuh itu hidup serba kecukupan, sementara perwira menengah seperti dirinya sangat kekurangan secara ekonomi. Sosok Letkol. Untung adalah tokoh kunvi yang berani bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya . Lihat saja pengakuan Bungkus yang controversial itu..
Letkol Untung yang pernah memperoleh didikan politik dari tokoh PKI, Alimin itu kemudian lebih dikenal sebagai ketua Dewan Revolusi dan dia membawahi beberapa tokoh lainnya; Brigjen. Supardjo, Letkol. Udara Heru Atmojo, Kolonel L. Sunardi, dan Ajun Kombes. Pol. Anwas (Diumumkan oleh Bagian Penerangan Gerakan 30 Septemberr pada tangga; 1 Oktober 1965).
Letkol Untung pernah mengumumkan tentang pembentukan Dewan Revolusi Indonesia sebagai perlawanan terhadap Dewan Jenderal yang diyakini akan melakukan kudeta pada tanggal 5 Oktober bertepatan dengan ulang tahun ABRI yang ke -20. Dari beberapa macam narasumber, diduga Dewan Jendral merupakan gerakan subversive yang disponsori oleh CIA dan bekalngan sangat aktif terutama dimulai ketika Presiden Soekarno menderita sakit serius.. Oleh karena itu untuk mencapai tujuannya, Dewan Jenderal merencanakan pameran kekuatan pada hari Angkatan Bersenjata 5 Oktober tahun 1965, dengan mendatangkan pasukan –pasukan dari Jawa Barat. Dengan terkonsentrasinya kekuatan militer besar ini di Jakarta, Dewan Jenderal bahkan telah merncanakan untuk mengadakan coup kontrarevoluioner. Letnan Kolonel Untung mengadakan gerakan yang ternyata telah berhasil dengan baik. Dan demi untuk menyelamatkan bangsa dan Negara dibawah Soekarno, maka Letkol. Untung lalu melakukan gerakan yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965. Letkol. Untung menamakan gerakannya itu sebagai gerakan Dewan Revolusi sesuai dengan nama dewan yang dibentuknya bersama beberapa tokoh perwira menengah untuk menjadi oposisi dari Dewan Jendral.
Apa yang dilakukan Letkol.Untung merupakan sebuah revolusi besar-besaran dengan membunuh para perwira AD yang dianggap membayakan pemerintahan Soekarno dan Dewan Jenderal merupakan tokoh-tokoh antikomunis. Beberapa pihak menyebut dewan Revolusi adalah kelompok pejabat miskin yang merasa kurang puas dengan keberadaan mereka, sehingga mereka melakukan kudeta para Jenderal yang kehidupan ekonominya lebih dari cukup. Dewan Revolusi Indonesia yang dibentuk oleh Gerakan 30 September akan dengan konsekuen melaksanakan” Panca Azimat Revolusi”, melaksanakan ketetapan MPRS, putusan-putusan DPR-GR ( Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong) dan putusan DPA ( Dewan pertimbangan Agung). Dan Revolusi Indonesia tidak akan mengubah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dan anti-Nekolim demi perdamaian di Asia Tenggara dan dunia. Juga politik mengenai konferensi Asia –Afrika (KAA) II dan CONEFO (adalah akronim yang diciptakan Soekarno untuk Conference of Newly emerging Force), serta konfortasi terhadap Malaysia dan KIAPMA serta kegiatan-kegiatan internasional yang sudah ditetap dilaksanakan dilangsungkan di Indonesia tetap akan diselenggarakan.
Letnan Kolonel Untung itu sebagai Komandan Gerakan 30 September menyerukan kepada seluruh seluruh rakyat Indonesia agar terus mempertinggi kewaspadaan dan membantnu Gerakan 30 September dengan sepenuh hati untuk menyelamatkan Republik Indonesia dari perbuatan-perbuatan jahat Dewan Jenderal dan kaki tangannya, agar dapat melaksanakan “ amanat penderitaan rakyat”, dalam arti kata sesungguhnya. Kepada para Perwira, bintara, dan tamtama Angkatan Darat diseluruh Tanah Air,Letnan Kolonel Untung menyerukan supaya bertekad dan berbuat untuk mengikis habis pengaruh-pengaruh Dewan Jenderal dan kaki tangannya dalam angkatan darat. Jendera-jenderal dan perwira-perwira yang gila kuasa, yang melantarkan namsib anak buah, yang diatas tumpukan penderitaan anak buah hidup bermewah-mewah dan berfoya-foya mnghina kaum wanita dan menghambur-hamburkan uang Negara, harus ditendang keluar dari angkatan darat dan diberi hukuman setimpal. Angkatan Darat bukan untuk jenderal-jenderal, tetapi milik semua prajurit Angkatan Darat yang setia kepada cita-cita revolusi Agustus 1945.
Kepada pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata di luar Angkatan Darat, komandan Letnan Kolonel Untung menyatakan terima kasihnya atas bantuan mereka dalam tindakan pembersihan dalam angkatan Darat dan mengahrapkan supaya dalam angkatan masing-masing juga diadakan tindakan pembersihan terhadap kaki tangan dan simpatisan-simpatisan Dewan Jenderal. Letkol. Untung pernah mengeluarkan dekrit yang sangat gegerkan . Dekrit tersebut diumumkan melalui stasiun RRI. Pada pukul 14.00, RRI mengumumkan Dekrit No. 1 tentang Pembentukan Dewan Revolusi.
Ratusan perwira (terbanyak dari unsure AD) Berhasil dikuasi Letkol. Untung. Komitmen dengan perwira-perwira itu boleh dikata sangat solid. Beberapa orang dari perwira tersebut kemudian menjadi pelakui langsung dari gerakan, seperti Kolonel Abdul Latief (Komandan Brigif 1 Kodam V Jaya), Brigjen. Supardjo, Kolonel Suherman (Asisten 1 Pangdam VII Diponegoro), Kolonel Udara Sudiono, dan Mayor Udara Sujuno.
Saat itu dikenal sebuah lembaga rahasia yang bernama Biro Khusus yang digunakan untuk menghubungkan antara Aidit dengan pihak militer. Hal yang perlu ditekankan di sini, perwira-perwira yang masuk dalam jaringan Biro Khusus tidak bisa diklaim sebagai anggota PKI . Karena merke hanya berhubungan dengan Biri Khusus, bukan dengan PKI Sebagai organisasi. Sebagaimana kita ketahui bahwasannya Letkol. Untung hanyalah seorang Letnan Kolonel. Namun itu bukanlah satu alas an untuk melakukan sebuah judeta berdarah. Bahkan ketika usai Gerakan 30 September bayak kalangan tidak percaya bahwa gerkan itu hanya dipimpim Letkol. Untung, bukan oleh perwira lain yang pangkatnya lebih tinggi. Terlepas dari pengaruh apa yang diambil oleh Letkol. Untung, dia memang benar-benar telah memimpin gerakan
DAFTAR PUSTAKA
Eros Djarot, dkk, Siapa Sebenarnya Soeharto. Jakarta: Mediakita, 2006
Gerakan 30 September “ Pemberontakan PKI” Latar Belakang, aksi dan Penumpasannya. Jakarta:Ghalia Indonesia. 1994
Sudisman, Pledoi Sudisman: Kritik dan Otokritik Seorang Politbiro CC PKI. Jakarta: TeploK Press, 2001
Wardaya, Baskara T., Bung Karno Menggugat! Dari Marhaen, CIA, Pembantaian massal ’65 hingga G30S. Yogyakarta: Galang Press,2006

Jumat, 09 April 2010

Ekspedisi Kon -Tiki di Kawasan Pasifik


Berbicara masalah bagaimana ekspedisi yang dilakukan oleh Kon-Tiki ke Samudra Pasifik pastinya akan membawa kita ke hal yang menyeramkan. Hal ini bukan tanpa alasan untuk diutarakan, berdasarkan beberapa sumber dari internet yang saya baca bahwasannya ekspedisi Kon-Tiki ini merupakan perjalanan yang mendebarkan. Bagaimana tidak dikatakan mendebarkan, Perjalanan Kon-Tiki bersama lima orang awak lainnya ke Samudra Pasifik yang dianggap sangat luas itu menggunakan parahu rakitan yang terbuat dari beberapa kayu. Ekspedisi yang dilakukannya itu pastinya dibutuhkan suatu keberanian yang ekstra dan motivasi yang kuat. Keenam awak kapal rakitan itu memulai ekspedisi dari Callao di Peru pada tanggal 28 April 1947 dan berlabuh di pulau Raroria di Polynesia setelah melakukan perjalanan selama 101 hari.
Di dalam buku yang berjudul “ Kon-Tiki: Menyebrangi Pasifik dengan rakit” Thor Heyerdahl mengisahkan perjalannya bersama kelima awaknya itu. Dalam perjalan itu mereka mengambil kesimpulan bahwasannya apa saja yang telah jatuh ke dalam laut, pastilah tidak dapat diambil kembali. Salah satu dari lima awak kapal rakit yang bernama Herman Watzinger dikatakan dalam buku itu dia kehilangan keseimbangan sehingga ia akhirnya jatuh ke laut. Rakit yang terhempas oleh ombak lautan yang ganas menyulitkan Herman untuk menepi ke rakit itu karena angin yang besar sehingga menjauhkannya dari rakit. Kelima awak yang lain bernusaha membantu tetapi apa daya mereka hanya bisa melihat dengan penuh kebingungan bagaimana caranya menolong rekannya. Mereka berusaha melemparkan pelampung beserta tali, namun kekuatan ombak yang ganas menghempaskan tali itu sehingga menyulitkan Herman untuk mendapatkan tali yang disodorkan temannya itu. Ketika melihat temannya kelalahan menyelamatkan diri, ada salah satu dari temannya yang bernama Knute Haugland yang berani mengambil resiko dengan menyeburkan diri ke laut untuk menyelematkan temannya dengan menggunakan pelampung dan akhirnya dengan cara di giring ke rakit akhirnya Herman selamat dari ganasnya lautan samudra yang luas. Apa yang dilakukan oleh Knute Haugland adalah resiko besar. Ia sendiri dapat tewas oleh gelombang lautan. Tetapi kalau ia tidak mengambil resiko itu, temannya pastilah tenggelam
Cerita di atas adalah sepenggal cerita dari perjalannya Kon-Tiki ketika mengarungi samudra pasifik dan akhirnya dia menemukan gugusan pulau-pulau di sekitar Pasifik. Perjalannya yang panjang dan menyeramkan membawa nama dia dikenal karena ekspedisinya itu. Ekspedisi ini merupakan salah satu ekspedisi yang benar-benar beresiko dan memerlukan nyali yang besar.
Selain hal diatas, ada yang ingin saya paparkan tetapi masih ada hubungan dengan cerita di atas yaitiu mengenai Teori Ras Polynesia yang dicetuskan Thor Heyerdahl bahwa Polynesia tidak dihuni oleh orang dari Asia Tenggara, seperti yang selama ini dipercayai, tetapi dari Amerika. Hipotesa yang dibuat oleh Heyerdahl itu ditanggapi secara dingin, sehingga dia memutuskan untuk menunjukan apa yang dipercayainya itu adalah benar. Heyerdahl melakukan pelayaran pada tahun 1947 bertolak dari Peru dengan enam awak, berlayar menuju Pulau Tuamotu di Polynesia dalam perjalanan yang sekarang dikenal dengan nama Kon-Tiki. Perjalanan yang dilakukannya itu memakan waktu tiga bulan sekaligus perjalananya itu merupakan kesuksesan akademis. Buku yang di tulis Heyerdahl setelah ekspedisi tersebut,” India Amerika di ,Pasifik” mendukung teorinya dengan bahan lengkap yang memberikan kepercayaan terhadap pertanyaannya. Di dalam bukunya Heyerdahl menyatakan bahwa imigran pertama dari Polynesia datang dari Peri pada sekitar tahun 500 AD, dan bahwa gelombang imigran datang dari pantai Barat Laut Amerika Utara dari tahun 1000 hingga 1300 AD.
Untuk mendukung teorinya, Heyerdahl memimpin ekspedisi erkelogi Norwegia menuju Pulau Galapagos pada tahun 1953. Ekspedisi ini menemukan bukti untuk teori Heyerdahl, dalam bentuk brang purbakala peninggalan suku asli India Amerika, mulai dari periode Inca dan pra Inca
Mungkin hanya seperti ini mengenai teori ras Polynesia yang bisa saya paparkan. Mungkin pemamaparan saya kurang lengkap dikarenakan sumber bacaan yang terbatas.


Sumber

"http://www.bethanychurchsydney.org.au/blog/wp-content/themes/glossyblue-1-4/glossyblue-1-4/style.cs

"http://www.norwegia.or.id/misc/rssfeed.aspx?guid={483680C6-02D6-4A8B-870B-BBA4126AF3B7}">

Peranan K.H. Usman Dhomiri Dalam Pengembangan Tarekat Tijaniyah 1930-1955


K.H. Usman Dhomiri berperan dalam menyebarkan dan mengembangkan Tarekat Tijaniyah di Cimahi bahkan sampai ke beberapa daerah lain di Jawa Barat. Walaupun tidak ada data yang menyebutkan jumlah pengikut Tarekat Tijaniyah antara tahun 1930-1955, namun wilayah penyebaran para wakil talqin dan mubaligh menjadi salah satu indikasi sejauh mana luas pengaruh K.H. Usman Dhomiri dalam penyebaran Tarekat Tijaniyyah.
K.H. Usman Dhomiri menyebarkan Tarekat Tijaniyyah karena terikat pada kewajiban yang berkaitan dengan statusnya dalam struktur kepemimpinan Tarekat Tijaniyyah. Kedudukan K.H. Usman Dhomiri yang mula-mula berkedudukan sebagai badal/mubaligh, kemudian menjadi khalifah al-mursyid, sampai akhirnya K.H. Usman Dhomiri menduduki posisi puncak dalam hierarki kepemimpinan Tarekat Tijaniyah sebagai mursyid. Semakin tinggi kedudukannya, maka semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk mengembangkan Tarekat Tijaniyah. Semakin tinggi kedudukannya dalam struktur kepemimpinan Tarekat Tijaniyah, semakin besar pula peranannya dalam menyebarkan dan mengembangkan Tarekat Tijaniyah.
Cara dan pola yang dilakukan oleh K.H. Usman Dhomiri dalam menyebarkan Tarekat Tijaniyyah menunjukkan ketidaksamaan dengan cara dan pola yang dilakukan sebagian besar kiai tarekat di Indonesia. Untuk mencapai kedudukan yang kuat, mula-mula ditariknya kiai-kiai pemimpin pondok pesantren. Melalui cara demikian maka kegiatan tarekat akan lebih mudah diterima oleh segala kalangan. Di sisi lain bergabungnya kiai-kiai pemimpin pondok pesantren membuat orang-orang dari lapisan bawah lebih mudah untuk ditarik mengikuti ajaran Tarekat Tijaniyah. Ditariknya orang-orang dari lapisan bawah menjadikan Tarekat Tijaniyah yang disebarkan oleh K.H. Usman Dhomiri menjadi tarekat yang bersifat sangat terbuka bagi siapa pun. Untuk mengokohkan eksistensi kepemimpinannya di masyarakat, K.H. Usman Dhomiri selalu berbaur di dalam masyarakat untuk senantiasa mengajarkan mengenai bagaimana akhlak dan akidah yang benar. Pembangunan akhlak dan akidah yang benar akan berbanding lurus dengan loyalitas mereka pada ajaran Tarekat Tijaniyah. Ajaran ini disebarkan oleh K.H. Usman Dhomiri kepada seluruh lapisan masyaraka - baik kalangan kiai maupun kalangan bawah – yang sama-sama memanifestasikan fungsinya untuk mendukung eksistensi kepemimpinan K.H. Usman Dhomiri dan penyebaran Tarekat Tijaniyah.
Kepemimpinan karismatik K.H. Usman Dhomiri semakin kokoh karena rakyat berhadapan dengan kolonialisme. Pada saat krisis atau masa peralihan, efektivitas kepemimpinan amat bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai pemimpin K.H. Usman Dhomiri dapat dikategorikan sebagai pemimpin karismatik karena pengabdiannya pada kesucian dan dianggap oleh para pengikutnya dapat mengantarkan mereka pada pengabdian yang nyata kepada Allah swt, K.H. Usman Dhomiri memperlihatkan bahwa kepemimpinannya bermanfaat bagi masyarakat. Keputusan untuk tidak tidak bersikap kooperatif terhadap pihak kolonial menunjukkan konsistensinya dalam melawan bentuk-bentuk praktik kolonialisme. Kemampuan K.H.Usman Dhomiri dalam mengaktualisasikan harapan dan persepsi masyarakat di masa kolonialisme ini telah mengokohkan keberlangsungan kepemimpinannya itu yang juga berkorelasi dengan tersebar luasnya ajaran Tarekat Tijaniyah yang dia kembangkan.

Kamis, 18 Maret 2010

Ekskavasi Situs Candi Bojong Menje

Oleh
Deden Wahyudin, S.S

Paparan tentang penggunaan metode arkeologi meliputi tahap observasi, tahap deskripsi, dan tahap ekplanasi dalam menangani situs Bojongmenje.
Dalam penerapannya di lapangan, data arkeologi secara umum dikumpulkan melalui tiga dasar, yaitu observasi meliputi kegiatan penjajagan, survei (termasuk wawancara) dan ekskavasi. Masing-masing metode menunjuk cara kerja yang berbeda yang berbeda tergantung pada sifat keletakan data. Misalnya data yang ada di permukaan tanah, di dalam tanah, dan dibawah air. Selain itu, diterapkan juga tata cara pengumpulan data secara spesifik dengan menggunakan teknologi yang tinggi, misalnya pemanfaatan foto udara. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan survei di lapangan, terdapat tiga cara kerja, yaitu survey permukaan tanah, survey bawah permukaan tanah, dan survei udara. Implikasinya, pelaksanaan ekskavasi juga akan mencakup ekskavasi arkeologi darat (terrestrial archaeology) dan ekskavasi arkeologi bawah air (underwater archaeology).
Dalam hal ini saya akan menganalisis bagaimana penggunaan metode arkeologi dalam menangani situs Bojongmenje. Bojongmenje ditemukan secara tidak sengaja oleh karena itu sifat datanya terbatas. Walaupun begitu untuk bisa menemukan data tentang keberadaan candi Bojongmenje maka bisa menggunakan metode arkeologi.
Untuk melaksanakan penelitian arkeologi menurut aturan dalam metode arkeologi yang pertama melakukan tahapan observasi. Tahapan observasi ini meliputi:

1. Penjajagan
Penjajagan dalam arkeologi adalah pengamatan tinggalan arkeologi di lapangan untuk memperoleh gambaran tentang potensi data arkeologi dari suatu tempat areal. Seperti jenis tinggalan arkeologi atau luas situs atau luas situs. Dalam penjajagan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan lingkungan dan pencatatan tentang jenis tinggalan arkeologi (archaeological remains) kemudian menandai ke dalam data ( plotting). Penjajagan ini memberikan 2 kemungkinan. Yaitu:
merupakan langkah awal bagi penyusunan awal bagi penyusunan strategi penelitian berikutnya. atau
langsung menghasilkan interpretasi dari suatu situs berdasarkan catatan yang telah dibuat oleh peneliti.

Penjajagan untuk situs Bojongmenje
Situs Bojongmenje secara administratif termasuk di dalam wilayah Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis berada pada posisi 6°50‘47” LS dan 107°48‘02” BT (berdasarkan peta topografi daerah Sumedang lembar 4522-II). Di kawasan Rancaekek selama ini belum ada laporan atau temuan mengenai adanya objek purbakala.
Geomorfologi kawasan situs Bojongmenje secara umum merupakan dataran bergelombang dengan ketinggian antara 620 hingga 1700 m di atas permukaan laut. Situs Bojongmenje berada pada ketinggian sekitar 675 m di atas permukaan laut. Dataran rendah berada di bagian selatan dan barat, sedangkan bagian utara dan timur merupakan perbukitan. Bukit-bukit tersebut antara lain G. Bukitjarian (1282 m), G. Iwiriwir, Pr. Sumbul (949 m), G. Kareumbi, G. Kerenceng (1736 m), G. Pangukusan (1165 m), Pr. Sodok, Pr. Panglimanan, Pr. Dangusmelati, Pr. Serewen (1278 m), G. Buyung, dan beberapa puncak lainnya (berdasarkan peta topografi daerah Sumedang.
Dataran rendah di mana situs berada dialiri beberapa sungai. Sungai-sungai tersebut bermata air dari kawasan pegunungan di sebelah utara dan timur. Di kawasan paling barat mengalir Sungai Cikeruh. Ke arah timur berturut-turut terdapat aliran sungai Cikijing, Cimande, dan Citarik. Sungai Cikijing dan Cimande bersatu dengan Citarik. Sungai Cimande yang mengalir di dekat situs, di sebelah timur situs bermula dari arah selatan ke utara kemudian berbelok ke arah barat. Di sebelah barat laut situs sungai ini kemudian berbelok lagi ke arah selatan.
Lokasi berada pada lahan kuburan yang dikelilingi areal pabrik, di sebelah selatan jalan raya Bandung–Tasikmalaya. Untuk menuju situs hanya dapat melalui lorong di antara padatnya perumahan penduduk dan tembok pagar pabrik. Panjang lorong dari jalan raya hingga lokasi situs sekitar 125 m. Lahan kuburan di mana terdapat bangunan candi, berada pada sebelah selatan kelokan sungai Cimande berjarak sekitar 75 m.
Runtuhan candi berada di bagian sudut barat laut lahan kuburan, pada tanah yang menggunduk. Gundukan tanah ini tingginya sekitar 1 m dari lahan sekitar. Pada bagian puncak gundukan ditumbuhi pohon bungur. Menurut cerita masyarakat, candi ini memang sudah lama diketahui. Dahulu di lokasi ini pernah terdapat arca batu menggambarkan sosok wanita menimang bayi. Arca tersebut dahulu sering untuk main-main dan seringkali dilemparkan ke sungai. Berdasarkan keberadaan arca ini masyarakat menamakannya Candi Orok. Di sebelah timur candi ini dahulu juga terdapat candi dan beberapa arca yang berjajar. Masyarakat menamakannya Candi Wayang. Selain di sebelah timur, di sebelah barat juga terdapat bangunan candi.
Itulah paparan mengenai proses penjajagan atau pengamatan awal mengenai situs bojongmenje. Setelah mekalukan penjajagan atau pengamatan awal lalu melakukan apa yang di namakan Survei

2. Survei
Survei adalah pengamatan tinggalan arkeologi disertai dengan analisis yang dalam. Selain itu, survey juga dapat dilakukan dengan cara mencari informasi dari penduduk. Tujuan survey untuk memperoleh benda atau situs arkeologi yang belum pernah ditemukan sebelumnya atau penelitian ulang terhadap benda atau situs yang pernah yang diteliti. Survei dapat pula berarti melacak berita dalam literature atau data, karena adanya laporan temuan. Adapun kegiatan survey terdiri : Survei permukaan, survey bawah tanah, Survei bawah air, survey udara, dan wawancara.
Berkaitan dengan situs bojongmenje, situs candi Bojongmenje ditemukan tidak sengaja oleh warga yang sedang menggali tanah untuk menguruk gang dekat lokasi candi. Sampai saat ini belum ditemukan sumber tertulis yang menjelaskan hubungan Candi Bojongmenje dengan kerajaan tertentu yang pernah ada di Jawa Barat namun, berdasarkan temuan-temuan arkeologi di situs Bojongmenje, diperkirakan bahwa candi tersebut dibangun pada abad ke-7 dan ke-8. Dengan demikian, usia Candi Bojongmenje lebih tua dibandingkan dengan usia candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur atau setidaknya setara dengan Candi Dieng di Jawa Tengah.
Untuk meneliti situs candi Bojongmenje digunakan survei permukaan yaitu kegiatan dengan cara mengamati permukaan tanah dari jerak dekat. Candi Bojongmenje dibangun dari batu andesit, berdenah dasar bujur sangkar dengan sisi sepanjang 6 m. Bentuk bangunan candi sangat sederhana dan dindingnya hanya terdiri satu lapis tanpa hiasan relief. Kesederhanaan tersebut menjadi petunjuk bahwa peradaban manusia yang membuatnya masih lebih sederhana dibandingkan dengan peradaban pada masa pembangunan Candi Prambanan dan Candi Barabudur. Di lingkungan candi ditemukan yoni yang menunjukkan bahwa Candi Bojongmenje berlatar belakang agama Hindu Syiwa.

Setelah melakukan observasi lalu melakukan apa yang dinamakan dengan tahapan deskripsi. Tahapan deskripsi ini disebut juga pengumpulan data awal. Pengumpulan data itu lalu dihimpun dalam catatan kecil mengenai penelitian arkeologi.
Catatan awal :
Runtuhan candi berada di bagian sudut barat laut lahan kuburan, pada tanah yang menggunduk
Untuk menuju lokasi candi ini mesti melewati sebuah gang sempit dengan tembok pagar pabrik yang menjulang tinggi.
Tempat ditemukannya candi ini sendiri menempel dengan tembok pagar pembatas pabrik.
Secara umum ekskavasi telah menampakkan denah candi berbentuk bujur sangkar berukuran sekitar 6 X 6 m, bila diukur pada bagian ojief (bingkai padma, sisi genta) dan sekitar 7,5 X 7,5 m bila diukur pada batu paling bawah.
Bahan utama yang dipergunakan adalah batuan volkanik, meskipun pada beberapa kotak gali ditemukan bata.
Runtuhan candi berada di bagian sudut barat laut lahan kuburan, pada tanah yang menggunduk. Gundukan tanah ini tingginya sekitar 1 m dari lahan sekitar.
Pada bagian puncak gundukan ditumbuhi pohon bungur.
Di sebelah timur candi ini dahulu juga terdapat candi dan beberapa arca yang berjajar.
Tahap terakhir ialah ialah tahapan ekplanasi. Tahapan ekplanasi ini kalau dalam ilmu sejarah bisa disebut dengan tahapan historiografi.


EKPLANASI ( Tulisan arkeologi )
Dalam ekskavasi di situs Bojongmenje, pembukaan kotak dilakukan dengan teknik spit, yaitu menggali tanah secara arbitrer dengan interval ketebalan 20 cm. Ekskavasi yang telah dilakukan berhasil membuka 21 kotak gali dan sebuah lubang uji. Pembukaan kotak gali, pada umumnya mencapai kedalaman sekitar 150 cm. Ekskavasi pada 21 kotak gali tersebut telah menampakkan sisa struktur candi bagian kaki. Struktur kaki candi sisi barat (sebagian telah digali masyarakat setempat) yang tersisa terdiri 5 hingga 7 lapis batu. Bagian sudut barat daya terlihat melesak.
Struktur kaki sisi utara tidak dapat ditampakkan secara keseluruhan karena berada dekat sekali dengan tembok pabrik. Beberapa batu runtuhan berada di bawah pondasi pagar tembok pabrik. Sudut timur laut tidak dapat ditampakkan sama sekali karena berada tepat di bawah pagar tembok pabrik.
Struktur sisi timur ditemukan dalam keadaan tidak lengkap. Beberapa batu ditemukan dalam keadaan terpotong akibat aktivitas penduduk membuat lubang galian kuburan. Sudut tenggara dapat ditampakkan secara penuh. Beberapa batu bagian ini juga rusak akibat galian kuburan. Struktur sisi selatan keadaannya relatif utuh dalam arti tidak rusak akibat penggalian untuk kuburan.
Secara umum ekskavasi telah menampakkan denah candi berbentuk bujur sangkar berukuran sekitar 6 X 6 m, bila diukur pada bagian ojief (bingkai padma, sisi genta) dan sekitar 7,5 X 7,5 m bila diukur pada batu paling bawah. Bahan utama yang dipergunakan adalah batuan volkanik, meskipun pada beberapa kotak gali ditemukan bata. Batu kulit hanya terdiri satu lapis. Batu isian berupa batu-batu polos tidak dibentuk. Kebanyakan batu isian berbentuk panjang disusun secara melintang (berpotongan dengan struktur sisi).
Bata ditemukan dibeberapa kotak gali. Ukuran bata berkisar antkara tebal 9 cm, lebar 20 cm, dan panjang 40 cm. Pada akhir spit, yaitu dimana terdapat batu pondasi bangunan candi, tanah di sekitarnya diperkeras dengan pecahan bata dan kerikil. Pada setiap kotak gali, penggalian pada kedalaman sekitar 1 m terganggu oleh resapan air tanah yang cukup deras. Sehingga pada setiap penggalian harus selalu berpacu dengan cepatnya genangan air..

MENGENAL KAWASAN FASIFIK

OLEH
DEDEN WAHYUDIN, S.S

Bila kita membicarakan tentang masalah kawasan Pasifik, sebetulnya suatu hal yang bisa di katakan relative sulit. Saya mengatakan seperti itu mungkin pengetahuan saya tentang wilayah pasifik kurang memadai. Tetapi memang keadaannya seperti itu kesediaan tentang sumber mengenai wilayah ini kurang memadai. Ketika pertama kali saya mendengar apa yang dikatakan wilayah pasifik saya tidak tahu mana yang di sebut wilayah pasifik dan negara-negara mana saja yang termasuk di dalamnya. Kata yang akrab di telinga saya yang ada sangkut pautnya dengan kata pasifik ialah samudra Pasifik. Salah satu samudra yang menghapit kepulauan Indonesia yang berada di sebalah timur Indonesia. Saya lebih memahami wilayah Asia Tenggara dari pada wilayah Pasifik karena wilayah Asia Tenggara sering saya dengar dan jelas negara-nagara yang menjadi anggotanya. Berbeda dengan wilayah Pasifik yang menurut saya suatu wilayah yang abstrak. Berangkat dari ketidak-pahaman saya mengenai wilayah ini maka saya mencoba memetakan apa yang disebut wilayah Pasifik. Wilayah Pasifik ini sering di identikan dengan wilayah Australia yang mencakup Autralia, Selandia Baru, Nugini, dan banyak pulau kecil lainnya di wilayah ini yang kebanyakan terletak di sebelah timur wilayah Indonesia. Selain itu ada wilayah yang disebut wilayah Oceania, yaitu wilayah yang berupa Negara yang berpulau-pulau yang berada di wilayah selatan samudra Pasifik . Oseania sendiri merupakan wilayah geografis atau sering kali wilayah geopolitik. Dalam pengertian yang lebih sempit, wilayah ini merujuk ke wilayah di Samudera Pasifik yang berada di selatan khatulistiwa yang berbatasan dengan Indonesia, Nugini, Australia, Selandia Baru, garis 60° Lintang Selatan, tepi barat Amerika Selatan dan garis khatulistiwa. Wilayah di bagian selatan dari garis 60° Lintang Selatan disebut Samudera Selatan.
Selain akan memetakan wilayah kawasan Pasifik di sini juga saya akan berusaha melihat kawasan ini dari segi ekonomi. Wilayah Pasifik ini dalam melakukan kegiatan ekonominya khususnya dalam bidang perdagangan di naungi oleh suatu organisasi yang di sebut “ Komisi Perdagangan Pasifik Selatan “ atau sebelaumnya bernama Komisi Perdagangan dan Investasi Kepulauan Pasifik, sebuah organisasi yang dibentuk untuk membantu pengembangan ekonomi negara-negara Forum Kepulauan Pasifik dengan mempromosikan perdagangan dan investasi dengan Australia. Dengan adanya Komisi Perdagangan ini, kawasan Pasifik sejak tahun tahun 1990’an sudah terjadi terjadi pertumbuhan ekonomi dengan jumlah investasi yang besar. Oleh karena pertumbnuhan ekonomi kawasan ini tinggi maka terjadi peningkatan frekuensi dan volume perdagangan Negara-negara kawasan Pasifik dan telah melampaui Negara-negara kawasan atlantik. Dan perkembangan tersebut terus meningkat hingga sekarang, meski kemudian kawasan Asia Timur di tahun-tahun 1997-1998 mengalami krisis keuangan. Herannya, krisis tersebut tidak sampai mengurangi kepesatan perkembangan ekonomi kawasan Pasifik. Pesatnya perkembangan ekonomi kawasan Pasifik tidak lepas dari kehadiran dan konstribusi kerjasama ASEAN, yang lahir pada tahun 1967. Peran dan konstribusi ASEAN semakin signifikan ketika perang dingin usai.

PERJUANGAN K.H.USMAN DHOMIRI

PERANAN K.H. USMAN DHOMIRI DALAM
MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA

Oleh
Deden Wahyudin, S.S

Mungkin banyak orang yang tidak mengenal dengan sosok yang satu ini. Sosok kharismatik yang mempunyai jasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia ini. Sosok ini ialah bermana K.H. Usman Dhomiri. Perjuangannya saya kira tidak akan terlupakan oleh sebagain masyarakat Cimahi yang masih menyimpan memori masa lalu. Perjuangannya melawan penjajah Belanda dibuktikannya dengan tidak bersikap kooperatif ketika dia mendirikan suatu majelis pengajian Tarekat Tijaniyah yang ia pimpin. Dalam hal ini, K.H. Usman Dhomiri sebenarnya sudah memperlihatkan sikap menentang dengan tidak meminta ijin atau menunggu besluit (surat keputusan) dari pihak pemerintah Kolonial Belanda untuk mendirikan majelis pengajian. Kekonsitenannya itu, menjadikan dirinya sebagai sosok yang disegani oleh murid-muridnya. Sosok K.H. Usman Dhomiri yang berkharisma baik karena keilmuan dalam bidang agama, maupun karena keberaniannya dalam menentang pemerintahan Belanda menjadikan dirinya sebagai pemimpin dalam hal spiritual maupun pemimpin dalam artian legal-formal.
Perjuangan K.H. Usman Dhomiri tidak hanya sampai di situ, namun perjuangannya bersambung sampai masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Dalam rangka merealisasikan perjuangannya, K.H. Usman Dhomiri membentuk sekaligus memimpinnya secara langsung Laskar Perjuangan Hizbullah. Laskar perjuanganya ini diperkirakan mempunyai anggota kurang lebih 65 orang dengan dipersenjatai dengan golok, kelewang, samurai, dan bambu runcing. Perlawanan Laskar perjuangan yang dinamakan Hisbullah ini sempat bertempur pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia tahun 1946 dengan pihak sekutu dengan NICA- nya. Suatu ketika masyarakat Cimahi digemparkan oleh berita akan diadakannya latihan menembak oleh sekumpulan Tentara NICA yang dipersenjatai oleh Tentara Sekutu pada hari sabtu tanggal 16 Februari 1946. Sebenarnya berita itu hanya sekedar kamuflase saja dari pihak NICA, pada kenyataannya seluruh pasukan NICA yang dipersenjatai lengkap mengadakan serangan serta pengepungan ke daerah pertahanan Hizbullah di lokasi Pesanggrahan depan Masjid Baiturrohkmah Gunung Bohong Cimahi. Oleh karena itu, Tentara NICA mengadakan serangan secara membabi buta, maka terpaksa K.H. Usman Dhomiri memberikan komando untuk mengadakan perlawanan dengan kekuatan senjata yang seadanya. Memang serangan itu merupakan serangan balasan setelah sebelumnya pasukan Hizbullah telah mengadakan serangan ke lokasi Tentara NICA dan Sekutu. Diantara korban serangan tersebut dalah tentara Gurkha yang sedang jaga malam yang tewas di bacok lehernya dan senjatanya dirampas berikut peluru satu megazen.
Dalam serangan balasan NICA dari pihak Hizbullah telah gugur sembilan orang termasuk kepala pasukan Bapak Emed dan wakilnya Bapak Toha. Dalam pertempuran itu Bapak Toha tertembak kakinya, walapun begitu Bapak Toha masih bisa menghabisi tentara NICA dengan samurai yang ia miliki. Semua korban meninggal dari pihak Hizbullah dikuburkan dalam satu lokasi lubang sedalam satu meter tanpa dimadikan, dan dikuburkan berikut pakaiannya. Penguburan korban meninggal dilakukan dengan seadanya itu karena mereka dianggap mati syahid. Setelas selesai pertempuran, tentara NICA membumihanguskan dua rumah rakyat yang mereka anggap sebagai sarang atais markas Hizbullah. Semua korban meninggal itu dikuburkan di lokasi tanah Bapak Endin putra dari Bapak Emed seluas sembilan tumbak. Selanjutnya datang sepucuk surat dari Residen Priangan yang menyatakan turut berduka cita serta belasungkawa atas dasar pengorbanan dan kegigihan dalam membela bangsa dan Negara
Melihat perjuangan Laskar Hizbullah yang dipimpin oleh K.H. Usman Dhomiri ini, sepatutnya kita jangan pura-pura menutup mata untuk melihat bagaimana perjuangan sosok pejuang ini. Ntah hanya berpura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu akan sosok pejuang yang satu ini, atau benar-benar tidak mengetahui karena mungkin jarang diekpos. Kalangan sejarawan mungkin banyak yang tidak tertarik untuk menulis biografi orang-orang yang mempunyai jasa dalam perjuangan Indonesia dalam suatu regional tertentu. Mungkin mereka banyak terpokus untuk menulis biografi tokoh-tokoh yang mempunyai jasa perjuangan secara nasional. Mudah-mudahan ini merupakan prasangka yang keliru..

Sumber :
Surat Penryataan Belasungkawa Residen Priangan. 16 Februari 1946
Arsif Kotif Cimahi. 1989
Wawancara dengan Hj. Entang Elyah ( Putri K.H. Usman Dhomiri). 89 tahun

Selasa, 16 Maret 2010


PENGAKUAN SETIAP UMAT ISLAM

Kalau kita ditanya mengapa umat islam ketika agama dan Tuhannya dilecehkan mereka akan marah besar ?, walaupun secara kualitas dalam beribadah mereka sangat kurang. Sebenarnya untuk menjawab persoalaan ini, kita harus mengkaji terlebih dahulu tentang apa itu islam, dan apa kultur budaya islam itu sendiri.
Di dalam diri setiap manusia secara sadar atau tidak sadar mempunyai naluri untuk beragama (Gharizahtun Taddayun) artinya ada rasa keinginan seseorang menyembah sesuatu yang lebih tinggi derajatnya dari manusia itu sendiri, apapun itu bentuknya. Ketika orang-orang menyatakan bahwa mereka anti-Tuhan atau Atheis sekalipun penganut kaum komunis, sebenarnya mereka telah mengalihkan naluri itu ke hal yang bersifat materi, dan hal itulah yang mereka agung-agungkan selama ini.
Dengan kita mengetahui bahwa di dalam diri manusia itu terdapat naluri seperti itu, maka kita tidak boleh heran lagi ketika simbol-simbol umat islam dilecehkan,maka serentak umat islam akan marah besar. Jangankan umat islam yang jelas-jelas mempunyai agama dan Tuhan, orang Atheis pun akan marah apabila symbol-simbol materi mereka dilecehkan. Kemarahan umat islam ketika adanya penghinaan terhadap symbol-simbol agamanya itu merupakan reaksi spontanitas dari adanya naluri keberagamaan tadi terlepas dari bagaimana kualitas beribadah mereka yang penting buat mereka menyalurkan naluri keberagamaannya
Selain itu adanya ikatan budaya di dalam diri umat islam yang kuat sehingga membentuk rasa kebersamaan yang akhirnya menimbulkan rasa sepenanggungan di antara mereka. Mereka secara naluri mempunyai kesamaan dalam hal beragama sehingga ada perasaan komulatif yang sama tentang memahami agama. Oleh karena itu hal-hal yang menyangkut masalah agama adalah hal yang brsifat sensitive bagi mereka yang harus disikapi dengan serius. Sikap sensitive ini muncul karena mereka menganggap bahwa agama adalah hal yang suci yang tidak boleh dipermain-mainkan.
Kultur atau kebiasaan semacam itu timbul dikalangan umat islam, sehingga sikap seperti itu mengalahkan hal-hal yang penting lainnya seperti mengenai inti dari ajaran agamanya seperti ketauhidan. Yang terjadi adalah mereka hanya mempunyai sikap rela membela secara habis-habisan ketika agamanya dilecehkan bahkan ada yang berani maju di depan untuk membelanya, tetapi disisi lain ketika substansi dari ajaran agamanya harus ditegakkan oleh individu-individu malahan mereka kurang menanggapi, malahan acuh-tak acuh. Yang disebut subtansi dari ajaran agama itu ialah intinya yang tak lain amar ma’ruf nahi mungkar ( menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya). Walaupun tidak semua umat islam mempunyai sikap seperti itu, tetapi kebanyakan dari kalangan umat islam mempunyai sikap seperti itu. Sikap membela agama merupakan hal yang baik, tetapi alangkah lebih baik lagi disertai dengan menegakan agama itu sendiri.
Oleh karena sikap pembelaan agama yang tidak disertai oleh pemahaman secara mendalam mengenai agama yang dibelanya akan menyebabkan lemahnya pembelaan kita. Oleh karena itu mari kita bela agama kita dengan disertai dengan kualitas keberagamaan kita yang baik sehingga apa yang kita pertahankan mempunyai makna yang berarti. Jangan sampai kita berbicara tanpa kita memahami apa yang kita bicarakan itu..